IDalam teori sastra, formalisme mengacu pada pendekatan yang kritis menganalisis, menafsirkan, atau mengevaluasi fitur yang melekat sebuah teks. Fitur-fitur ini tidak hanya mencakup tata bahasa dan sintaksis, tetapi juga sastra perangkat seperti meter dan kiasan. Pendekatan yang formalis mengurangi pentingnya teks historis, biografi, dan konteks budaya.
Formalisme naik menjadi terkenal pada awal abad kedua puluh sebagai reaksi terhadap Romanticist teori sastra, yang berpusat pada artis dan individu jenius kreatif, dan bukannya meletakkan teks itu sendiri kembali menjadi sorotan, untuk menunjukkan bagaimana teks itu berutang kepada bentuk dan lain-lain karya-karya yang telah mendahuluinya. Dua sekolah dari kritik sastra formalis dikembangkan, formalisme Rusia, dan segera setelah Anglo-Amerika New Criticism. Formalisme adalah modus dominan akademik studi sastra di AS setidaknya dari akhir Perang Dunia Kedua hingga 1970-an, terutama sebagaimana yang termaktub dalam René Wellek dan Austin Warren 's Theory of Literature (1948, 1955, 1962).
Sejak akhir tahun 1970-an, formalisme secara substansial terlantar akibat berbagai pendekatan (seringkali dengan tujuan-tujuan politik atau asumsi-asumsi) yang curiga terhadap gagasan bahwa sebuah karya sastra dapat dipisahkan dari asal-usulnya atau menggunakan. Istilah sering memiliki pemain yg merendahkan dan telah digunakan oleh lawan untuk menunjukkan baik kegersangan atau penyimpangan ideologis. Beberapa tren baru dalam kritik sastra akademis menunjukkan bahwa formalisme dapat membuat cerdas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar